Setiap individu memiliki peran dan tugas masing-masing di lingkungannya, seperti seorang perempuan di rumah yang menjadi ibu bagi anak-anaknya, dan menjadi seorang wanita karier di lingkungan kerjanya. Dalam konteks pencegahan korupsi melalui penanaman integritas, Ibu sebagai perempuan dapat berperan di keluarga dengan mencontohkan dan menanamkan nilai-nilai pencegahan antikorupsi, salah satunya adalah menekankan pentingnya kejujuran.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Harian (Plh) Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK, Fries Mount Wongso, dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Perempuan Antikorupsi bertajuk “Kontribusi Perempuan dalam Membangun Nilai-Nilai Integritas Melawan Korupsi”, yang diselenggarakan di Hotel Gardenia, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (23/1).
Tidak hanya menanamkan integritas di dalam keluarga, seorang ibu juga bisa menjadi agen antikorupsi dengan mengawasi keluarga agar tidak terjerumus perilaku koruptif. “Perempuan juga diharapkan dapat memperkuat jejaring di pelbagai elemen masyarakat dan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah setempat yang memiliki kesamaan semangat memberantas korupsi, utamanya dapat lebih responsif terhadap hal-hal yang dianggap sebagai sebuah kegagalan moral,” ungkap Fries Mount.
Dalam kesempatan itu, Analis Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK, David Sepriwasa, juga turut menyampaikan, jika melihat data penindakan pada rentang waktu 2004 sampai dengan 2024, menunjukan bahwa sebanyak 155 pelaku korupsi dilakukan oleh kaum perempuan. “Hal ini sekaligus menjadi ironi, mengingat perempuan memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai integritas pada keluarga dan masyarakat,” kata David.
Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Ardiansyah, juga mengungkapkan pentingnya peran perempuan untuk dapat menanamkan nilai-nilai integritas yang dimulai dari unit terkecil, yaitu keluarga, hingga diimplementasikan pada lingkungan sekitar. Berkenaan peran dan fungsi seorang perempuan yang memiliki jati diri sebagai sosok ibu, istri, dan bagian dari masyarakat.
“Sekiranya peran ini dapat diimplementasikan dengan baik oleh seluruh strata perempuan, harapannya Kabupaten Kubu Raya dapat terbebas dari praktik tindak pidana korupsi. Untuk itu, perempuan harus turut ambil bagian. Pasalnya, perempuan menjadi salah satu pihak yang paling rentan dirugikan jika korupsi telah terjadi pada lingkup keluarga,” pungkas Ardiansyah.
Kegiatan Bimtek Perempuan Antikorupsi ini dilaksanakan KPK sebagai upaya peningkatan moralitas individu khalayak, sehingga terbangun budaya antikorupsi dalam sebuah ekosistem lingkungan, mulai dari lingkup terkecil dalam keluarga hingga masyarakat yang lebih luas. Oleh karenanya, upaya pemberantasan korupsi, baik melalui pendekatan pendidikan, pencegahan, maupun penindakan, harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan.
Pada kegiatan yang merupakan kerja sama antara Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya ini turut dihadiri oleh Inspektur Daerah Kabupaten Kubu Raya, H.Y Hardito; dengan para peserta perwakilan perempuan se-Kabupaten Kubu Raya yang berasal dari pelbagai profesi. Tagging
Brief
On Thursday, January 23, the Corruption Eradication Commission (KPK) conducted a Technical Guidance on Anti-Corruption Women in Kubu Raya, highlighting the role of women in instilling integrity within their families. The event was part of the KPK's efforts to promote moral values and anti-corruption culture among individuals, emphasizing the importance of involving all community elements, including women, in preventing corruption through education, prevention, and enforcement.
Highlights content goes here...
Purpose
The Indonesian Corruption Eradication Commission (KPK) organized a workshop, “Perempuan Antikorupsi” (Women Against Corruption), to highlight the role of women in preventing corruption through the promotion of integrity. The event aimed to encourage women to take an active part in combating corruption and to recognize their importance in shaping societal values.
Effects on Industry
The KPK’s efforts to engage women in anti-corruption initiatives are expected to have a positive impact on the country’s fight against corruption. By involving women in the prevention of corrupt practices, the commission hopes to create a culture of integrity that permeates all levels of society, from the family unit to the broader community.
Relevant Stakeholders
The workshop targeted women from various backgrounds and professions within Kabupaten Kubu Raya, including those working in government, education, and civil society. The event also brought together officials from the KPK and local government, highlighting the importance of collaboration between these entities in combating corruption.
Next Steps
The success of this initiative relies on the continued commitment of women to take an active role in preventing corruption and promoting integrity within their communities. As a next step, it is essential for the KPK and local governments to build upon the momentum generated by this workshop and engage more women in anti-corruption efforts.
Any Other Relevant Information
The KPK’s efforts to involve women in anti-corruption initiatives are also reflected in the data on corruption cases handled by the commission. According to David Sepriwasa, an analyst at the KPK, 155 cases of corruption were attributed to women between 2004 and 2024. This statistic underscores the importance of engaging women in efforts to prevent corrupt practices.